CERPEN "PEJALAN RINDU"
PejalanRindu Apakah kamu ingin mati kedinginan, jatuh atau tersesat jika kamu terus melanjutkan perjalanan ini? Hujan yang tak kunjung reda dengan kabut tebal yang menyelimuti bukit ini membuat jarak pandang tidak lebih dari setengah meter. Perdebatan panas membuatku tak merasakan dinginnya ketinggian seribu lima ratus meter diatas permukaan laut. “Kamu harus memahami kondisi seperti ini.” Dengan nada membentak dan raut muka yang memerah kata itu terlontar dari mulut Yogi. Mendengar perkataan itu aku hanya tersenyum dan berkata,“Aku akan terus melanjutkan perjalanan ini, sebab perjalanan tidak akan ada artinya jika kamu mundur ditengah jalan.” Ting….! Sebuah pesan masuk di hanphone ku. Aku yang sedang mengerjakan tugas kuliah langsung mengambil handphone sembari mengusap mata yang sudah letih didepan layar laptop seharian. Pesan itu berasal dari teman sepegiat alam ku yang bernama Yogi, “Bang Rohul, ayok kita pergi muncak ke bukit akhir pekan ini.” Membaca pesan itu sontak membuat ku