LENGSER WENGI GUNUNG RINNJANI

 GUNUNG RINJANI 3726 MDPL
PUTARAN LENGSER WENGI

Pagi cerah yang menandakan penuh berkah. Aku mewhatssap bang Dani. Bang kita pergi ke danau yuuk...dan dia pun langsung menjawab : ouhhh...boleh sama siapa aja ? aku : sama temen ini, ajak dah temennya yang disana juga, lalu bang Dani mengiyakan ajakan ku : owahhh.....okeyy..okeyyy fine balesnya heheheee.....

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aku mempacking barang-barang pendakian serapi mungkin. Aku dan teman rumah berjanjian untuk bertemu dirumahnya, sesampai dirumahnya aku langsung mengecek barang bawaanya seperti beras, nesting, botol kosong, dan lainnya. Setelah mengecek barang-barang kita langsung gaskeeennn....untuk berangkat. 

Pasar Narmada yang selalu ramai pengunjung namun kali ini sepi pengunjung ya...karena harinya kali ya bukan hari sabtu dan minggu. Sampai di pasar narmada aku berhenti untuk menunggu bang Dani dan kawan-kawan. Tak lama menunggu, lagu Ariel Noah yang ku putarpun belum selesai bang Dani datang, gercep abissss brooo bang Daniku hahahaaaaaaa....basa-basi sudah usai kita langsung berangkat karena kita tidak mau membuang-buang waktu buat si do’i. 

Setengah perjalanan sudah kita lewati kit sampai di pertigaan Suele, di pertigaan suele ini tempatnya beristirahat para pendaki Gunung Rinjani lohh brooo... jadi kita beristirahat juga. Ettttsss kita beristirahat ini bukan untuk membuang-buang waktu ya tai untuk memanfaatkan waktu denan sebaik mungkin. Jadi kita beristirahat di pertigaan suele ini untuk melaksanakan sholat magrib sekaligus makan malam broooo. Setelah makan malam dan sholat magrib kita langsung gaskeeennn brooohhhh...

Gelap, hening, sunyi itulah yang kita rasakan di dalam perjalanan Pusuk Sembalun. Aku, Bang Dani, Bang Hi, Nabil dan kawan-kawan yang lain tetap berhati-hati dalam berkendaraan. Dinginnya malam menambah nikmatnya perjalanan. 

Tepat jam 8 malam kita sampai basecamp Gunung Rinjani, Aku dan Bang Dani menurunkan barang-barang bawaan tetapi ada duan kawan kita yang belum sampai basecamp yaitu : Bang Hi dan Nabil entah gak tau kemana. Tak lama kemudian Hi dan Nabil sampai di basecamp dengan mendorong kendaraannya. Bang Dani menanakannya, kenapa di dorong woy? Hijrullah pun menjawabnya : dia bedah ini....sambil menampakkan raut muka yang penuh dengan kekecewaan. Aku dan Bang Dani membantu Hijrullah untuk menurunkan barang-barangnya, setelah menurunkan barang kita langsung duduk diberugak basecamp Rinjani. 

Menikmati dinginnya malam Desa Sembalun yang ditemani secangkir kopi. Waktu yang semakin larut malam, kita pun berkemas untuk istirahat tapi kita semua mengalami kesulitan untuk tidur karena sembalun semakin larut malam semakin dingin udaranya. Aku dan Saudara kembarku memilih untuk tidur di masjid yang berada di sebelah jalan Raya Desa Sembalun. Adzan subuh berkumandang seorang merebot masjid yang mengumandangkan adzan dengan penuh kekhusyukan. Aku dan saudara kembarku bergegas bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Ku pergi ke tempat wudhu untuk mengambil air wudhu tapi air wudhu kali ini dingin bangetzzzzzzz.......ibarat es batu heheee.

Aku dan saudara kembarku melaksanakan sholat subuh berjamaah, setelah sholat berjamaah usai aku dan saudara kembarku kembali ke basecamp membangunkan kawan-kawan untuk melaksanakan sholat subuh. Tapi ada satu kawan yang belum bangun entah gak tau itu siapa karena menggunakan selimut, selimut tetangga kali ya makanya aman tentram dan damai sentosa tidurnya hehee.

Pagi ini dinginnya sembalun kerasa banget....sumpah gak bohong, dingin banget broooo....!! Aku dan kawan-kawan menikmati paginya dengan jalan pagi untuk mengencangkan hormon horizontal dan pertikal ehhh... untuk mengencangkan kaki-kaki yang kaku, ehh tapi bener gak sihh? Tapi intinya itu dah pokoknya hehee. 

Jalan-jalan paginya telah usai kita langsung sarapan pagi untuk menambah stamina dan energi. Setelah sarapan kita tidak langsung mendaki tetapi kita menunggu Bang Hi menambal ban motornya yang bedah itu. Aku dan Hi mendorong motor mio tersebut dengan penuh kenikmatan yang hakiki hahaaaa. Ban motor mio sudah di tambal kita pun langsung gaskeenn ke tempat parkiran yang lebih dikenal dengan sebutan Bawak Nao. 

Pada jam 9 kita sampai di parkiran Bawak Nao, kita berdiskusi terlebih dahulu untuk memutuskan apakah kita angkan berangkat setelah sholat juam’at atau mengganti sholat jum’at dengan sholat zuhur nantinya. 15 menit sudah kita gunakan untuk berdiskusi dan hasil keputusannya yaitu : dengan berat hati kita tetap melanjutkan perjalanan dengan mengganti sholat jum’at ke sholat zuhur. 

Kenapa kita mengambil keputusan tersebut ? karena hari yang kita ambil yaitu hari jum’at dengan perjalanan 3 hari 2 malam, jadi dengan berat hati kita mengambil keputusan tersebut. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa mengampuni segala dosa kami, Amiin Ya Rabbalalamiin.

Jam 10 iya jam 10 pagi Sembalun kini sudah tidak dingin lagi, kini yang ada hanyalah panasnya yang nyengat sekali. 

Bang Dani memimpin kita untuk breafing terlebih dahulu, dimana disini kita memanjatkan do’a, meluruskan niat, dan tujuan dalam perjalanan ke puncak Gunung Rinjani. Setelah breafing kita pun langsung melanjutkan perjalanan dimulai start dari Bawak Nao (Jum’at 2021). 

Panas yang bercampur dengan debu itulah yang kita rasakan pada perjalanan menuju Pos 1. Tak lama kemudian Aku, saudara Kembarku, Bang Dani, Nabil, Hi dan kawan-kawan lainnya sampai di Pos 1. Kita berisirahat di Pos 1 dan melaksanakan sholat jum’at ehhh maksudnya sholat zuhur untuk mengganti sholat jum’at.

Jam 2 panasnya yang begitu menyengat mau gak mau kita tetap melanjutkan perjalanan untuk ke Pos 2. Hah....hah..hah..hah suara nafas Bang Dani yang begitu besar ngos-ngosannya, maklum bebannya yang dibawa juga banyak beban dosa hahahaaaa....!!!canda dosa. Di sepanjang jalan aku curhat ke Bang Dani, Bang perjalanan kali ini gak ada nikmatnya, ya karena kawan-kawan kita banyak yang pemula dan aku bertanya ke Bang Dani : bang, bukannya kalo orang pergi ke Rinjani dengan penuh rasa kesal itu bakalan tidak selamat ya ? Bang Dani menjawab : mungkin sih, tapi bagusin niat aja semoga aja kita selamat. 

Dan pada akhirnya kita sampai di Pos 2. Di Pos 2 kita makan siang, mengisi botol-botol yang sudah kosong dan duduk-duduk enjoy untuk melepas rasa lelah. Setelah semuanya beres aku mengumpulkan semua tiket dan fotocopy KTP untuk diperkisa terlebih dahulu oleh pihak TNGR. Segala macam barang sudah diperiksa petugas pun mempersilahkan kita untuk melanjutkan perjalanan. Aku, Bang Dani, Nabil, Hi dan saudara kembarku tetap dalam satu rombongan dan kawan-kawan yang bikin kesal memilih pisah.

Sepanjang jalan kita saling curhat-curhatan karena penuh kesal dalam perjalanan kali ini. Aku tumben ke Rinjani kali ini yang penuh dengan kesal sahut Hijrullah, dan Bang Dani pun menjawab : iyah sama Hi.....!!

Jam 4 sore kita sampai Pos 3 padabalong dan disanalah kita memutuskan untuk menginap 1 malam dan besok paginya kita melanjutkan perjalanan.

Hmmmm....dinginnya udara pagi di temani secangkir kopi, aduhai nikmatnya kek iklan Cap Bango “Soal rasa tidak pernah bohong”. Woy.....sarapan, woy...sarapan, yang jauh mendekat, yang dekat merapat teriak Bang Hi dari tenda. Sarapan selesai kita pun langsung berkemas untuk pindah rumah hehee. 

Jam 9 pagi kita melanjutkan perjalanan, tak lama kemudian aku dan rombongan sampai pada 7 bukit yang sama yang sering di sebut “bukit penyesalan” katanya sih dulu ada pendaki yang menyesal antara mau turun atau mau lanjut makanya dinamakan bukit penyesalan, dan aku pun tidak mau ketinggalan untuk mengabadikan moment di bukit penyesalan. Setelah menaklukkan bukit penyesalan sampailah kita cemara siu atau cemara seribu dimana jalan ini dipenuhi dengan pohon cemara yang rapi dan indah.

Angin yang berhembus kencang, bunga edelwies ikut bergoyang. Kabut yang tebal mulai menutupi tebing-tebing kaki Gunung Rinjani eh emang Rinjani punya kaki gak sihh? Hahahaaaaa.....!!

Ayo semangat sahutt ku dari atas yang hampir sampai di pelawangan. Ayo semangat Bang Dani...semamgaatttt. Alhamdulillah  kita sampai di pelawangan Gunung Rinjani tepat jam 4 sore. Aku dan Bang Dani langsung mencari lokasi tempat dirikan tenda. Setelah menentukan lokasi untuk mendirikan tenda Aku dan Ban Hi mencari sumber mata air untuk mecukupi kebutuhan selama di pelawangan.

Setelah mengambil air Aku, Nabil, saudara kembarku, dan bang Hi duduk sambil menikmati keindahan danau segara anak dan ditemani secangkir kopi lohhh.... hehee. 

Warna jingga yang memahat dinding langit di ujung barat menandakan magrib telah tiba. Setelah sholat magrib kita langsung makan malam, makan malam kali ini enak sekali banyak masakan-masakan yang ditangani langsung oleh Bang Hi. Makan malam sudah, sholat sudah jadi kita langsung istirahat karena pada jam 2 malam nanti kita mulai strat Summit 3726 mdpl broooo...!!

Bang Dani dan Bang Hi tidak tidur karena beliau-beliau ini jaga malam untuk mempersiapkan segala macam ang akan kita bawa nantinya. Mereka tidak tidur mereka menikmati malamnya dengan bersenda gurau sambil memutar musik di Hp ku. Tak lama kemudian suara yang bikin merinding datang, ternyata suara merinding tersebut dari Hpku yaitu : lengser wengi. Bang Dani dan Bang Hi merinding lalu bergegas masuk ke dalam tenda. Bang Dani dan Bang Hi ikut tidur tapi Hi tidak bisa tidur dan Bang Dani bermimpi di datengi seseorang, duh serem banget nasibnya berdua. Dari puteran lengser wengi tersebut mereka merasa di datengi seseorang.

Dringggg....driingggg...dringgg bunyi alarm dari salah satu hp yang terkumpul. Alarm ini menandakan jam 2, jam 2 adalah strat kita Summit. Mau tidak mau harus bangun yaahhh walapun jalan keluar tenda kayak zombie heheee. Semuanya telah siap, baik dari segi makanan, headlamp, dan energi untuk menaklukkan puncak Rinjani.

Breafing dipimpim langsung oleh bang Dani “semoga kita bisa menaklukkan Puncak Gunung Rinjani, pergi dalam keadaan sehat dan selamat pulang pun dalam keadaan sehat dan selamat” Bismillahirrohmanirrohim....teriak kita semua.

Naik lima dua langkah turun lima langkah itulah yang kita rasakan tapi step by step kita sampai pada punggung Rinjani, di punggung Rinjani kita beristirahat dan mengisi perut yang kekurangan banyak stok makanan yang akan menjadi sumber energi. Setelah makan kita langsung gaskeennn dengan selow tapi pasti. Alhamdulillah setengah perjalanan sudah kita lewati sampailah kita pada Letter E yang memliki kemiringan 4 derajat kali ya, entahlah gak tau lupa hehheeee..

Aku, Nabil, saudara kembarku dan terus berjejer dengan kawan-kawan yang lain. Matahari mulai menampakkan sinarnya menandakan jam 6 pagi akan tiba, aku dan kawan-kawan langsung gercep untuk menyampai puncak tetapi satu kawan kita hilang dari barisan dan kita semua langsung panik. Mau tidak mau satu diantara kita mencari kawan yang hilang ini. Alhamdulillah tidak memerlukan waktu yang lama untuk mencarinya, katanya dia bersitirahat dibawah batu karena kaki keram dan tidak kuat dengan suhu dingin.

Alhamdulillah tepat jam 6 pagi kita sampai Puncak Gunung Rinjani 3726 mdpl. Aku dan kawan-kawan langsung berfoto untuk mengabadikan moment. “Alhamdulillah aku bisa sampai puncak Gunung Rinjani lagi, terimakasih Tuhan atas segalanya” sahutku di dalam hati. Setelah memory full yang hampir meledak karena foto kita langsung turun. Sesampai di pelawangan kita langsung di suguhkan berbagai macam hidangan oleh Bang Dani dan Bang Hi mereka berdua ini ibarat Chef Renata dan Chef Juna kita pada pendakian kali ini hahahaaa.

Setelah perut kenyang kita pun langsung packing untuk pulang. Horeee pulangg uyy......yuhuy.

Sesampai kita di Pos 2, kita pun mendapatkan kabar bahwa ada orang yang meninggal, tak lama kemudian mayatnya pun datang, yang di tandu oleh porter-porter handal. Aku dan kawan-kawan kaget karena kita semua baru pertama kali menemukan orang yang meninggal dalam pendakian.

Sehari full kita berjalan untuk sampai di parkiran, rasa lelah, letih dan lesu itu bercampur aduk kayak es campur heheee... mau tidak mau kita tetap berjalan. Alhamdulillah sehari full kita berjalan dan sampailah kita ke parkiran. Aku, Bang Dani dan kawan-kawan yang lain memanaskan motor masing-masing. Dreeennn....dreenn....breemmm...breeem..!!! suara motor yang kita panaskan seakan-akan mengajak untuk tawuran.

Pulang dan melewati pusuk sembalun pada malam hari. Namun ada sedikit kejanggalan yang kita temui. Bang Hi yang mengendarai motor sendiri menghilang dengan cepat. Ketika kita sampai di pertigaan Suele barulah Bang Hi cerita, dia menemukan sorban berwarna putih dan mengambilnya lalu melihat makhluk gaib.


Alhamdulillah kita pergi dalam keadaan sehat dan selamat, pulang pun dalam keadaan sehat dan selamat.



Penulis

Yogi Prakusya Pratama

Puncak rinnjani 3726 MDPL


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN "PEJALAN RINDU"

Pejuang Muda Kabupaten Merauke

Seven Summit Indonesia, 7 puncak Tertinggi Di Indonesia